Hentikan Kebiasaan Salah, Gunakan Antibiotik dengan Benar

sinta dewi maharani tangahu

29 August 2025

62 kali dilihat

Gambar Artikel

Antibiotik adalah salah satu penemuan terbesar dalam dunia medis. Obat ini mampu menyelamatkan jutaan nyawa dari infeksi bakteri yang mematikan. Namun, manfaat besar ini terancam oleh kebiasaan salah dalam penggunaannya. WHO (2020) menegaskan bahwa resistensi antimikroba kini menjadi ancaman kesehatan global yang serius, sebagian besar dipicu oleh penggunaan antibiotik yang tidak tepat.

Mengapa Antibiotik Sering Disalahgunakan?

Banyak orang masih salah kaprah menganggap antibiotik dapat menyembuhkan semua jenis penyakit, termasuk flu, batuk pilek, atau infeksi yang disebabkan virus. Padahal, antibiotik hanya efektif melawan bakteri, bukan virus. Penelitian menunjukkan lebih dari 40% pasien di Asia menggunakan antibiotik tanpa resep dokter, yang mempercepat munculnya resistensi (Llor & Bjerrum, 2018).

Bahaya dari Penggunaan yang Salah

• Resistensi antibiotik: bakteri menjadi kebal sehingga infeksi makin sulit diobati (Prestinaci et al., 2019).

• Efek samping berbahaya: mulai dari diare, alergi, hingga kerusakan organ (Founou et al., 2021).

• Meningkatkan biaya kesehatan: infeksi resisten sering memerlukan rawat inap lebih lama dan obat-obatan yang lebih mahal (Cassini et al., 2019).

Prinsip Penggunaan Antibiotik yang Benar

• Hanya dengan resep dokter – jangan pernah membeli antibiotik sembarangan.

• Gunakan sesuai dosis & durasi – hentikan lebih awal bisa membuat bakteri tidak sepenuhnya mati.

• Jangan berbagi antibiotik dengan orang lain – setiap infeksi butuh pengobatan berbeda.

• Edukasi diri & keluarga – pahami kapan antibiotik memang diperlukan.

Peran Masyarakat dan Pemerintah

Pemerintah sudah mengeluarkan berbagai regulasi pembatasan penjualan antibiotik tanpa resep. Namun, kesadaran masyarakat adalah kunci. Kampanye edukasi publik terbukti efektif menurunkan tingkat penggunaan antibiotik yang tidak tepat (Huttner et al., 2019).

Kesimpulan

Menggunakan antibiotik dengan benar bukan hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga melindungi generasi mendatang. Mari hentikan kebiasaan salah, karena sekali resistensi menyebar, dunia bisa kembali ke “era pra-antibiotik” di mana infeksi ringan pun berakibat fatal.

Lainnya